Sifilis adalah salah satu penyakit menular seksual (PMS) yang masih menjadi ancaman serius bagi kesehatan masyarakat, meskipun kerap kali luput dari perhatian. Penyakit ini disebabkan oleh bakteri Treponema pallidum dan dapat menular melalui hubungan seksual tanpa pengaman, termasuk seks vaginal, oral, maupun anal.
Sifilis sering dijuluki sebagai “the great imitator” karena gejalanya mirip dengan penyakit lain, sehingga mudah terlewatkan. Tanpa pengobatan yang tepat, sifilis dapat berkembang dalam beberapa tahap dan menyebabkan komplikasi serius bahkan kematian.
Sifilis Primer: Ditandai dengan luka (chancre) yang tidak terasa sakit di area genital, anus, atau mulut. Luka ini bisa sembuh sendiri, tetapi infeksi tetap berlanjut.
Sifilis Sekunder: Muncul ruam di tubuh, demam, pembengkakan kelenjar getah bening, dan kelelahan.
Sifilis Laten: Tidak menunjukkan gejala, namun bakteri tetap aktif dalam tubuh.
Sifilis Tersier: Bisa terjadi bertahun-tahun kemudian dan merusak organ vital seperti jantung, otak, hingga sistem saraf.
Sifilis menular melalui kontak langsung dengan luka atau cairan tubuh dari orang yang terinfeksi. Ibu hamil juga dapat menularkan sifilis kepada bayinya, yang berisiko menyebabkan keguguran atau kelahiran prematur.
Gunakan kondom saat berhubungan seksual.
Lakukan pemeriksaan kesehatan seksual secara rutin, terutama jika memiliki pasangan seksual lebih dari satu.
Hindari berbagi alat bantu seksual tanpa disterilkan.
Jika hamil, lakukan tes sifilis pada trimester pertama.
Sifilis dapat disembuhkan dengan antibiotik, biasanya suntikan penisilin. Namun, penting untuk melakukan pengobatan sedini mungkin agar tidak berlanjut ke tahap yang lebih parah.
Mewaspadai sifilis adalah bagian dari menjaga kesehatan diri dan pasangan. Pemeriksaan rutin dan perilaku seksual yang bertanggung jawab sangat penting untuk mencegah penularan. Jangan ragu untuk berkonsultasi dengan tenaga medis jika menemukan gejala yang mencurigakan.