Hubungi kami

Artikel Terbaru

Flu Musiman atau COVID-19? Kenali Perbedaannya Berikut

Belakangan ini, kasus flu musiman kembali meningkat di berbagai wilayah. Di saat yang sama, beberapa daerah juga melaporkan lonjakan ringan kasus COVID-19. Situasi ini membuat banyak orang bertanya-tanya: batuk, pilek, demam apakah ini hanya flu biasa atau justru COVID-19?

Meski sama-sama disebabkan oleh virus dan menyerang sistem pernapasan, flu dan COVID-19 memiliki beberapa perbedaan penting yang sebaiknya dikenali. Terlebih saat kondisi sedang marak seperti sekarang, mengenali perbedaannya bisa membantu menentukan langkah yang tepat.

Kesamaan Gejala Flu dan COVID-19

Flu dan COVID-19 memiliki gejala yang hampir serupa, antara lain:

  • Demam

  • Batuk

  • Pilek atau hidung tersumbat

  • Sakit tenggorokan

  • Lemas atau kelelahan

  • Sakit kepala

  • Nyeri otot

  • Menggigil

Karena gejalanya serupa, banyak orang yang kesulitan membedakan keduanya tanpa pemeriksaan lebih lanjut.

Perbedaan Gejala Khas

Berikut beberapa perbedaan yang bisa diperhatikan:

Gejala Flu Musiman COVID-19
Kehilangan penciuman/rasa Jarang Sering, gejala khas
Sesak napas Jarang Umum, tergantung varian
Mual atau diare Kadang, pada anak-anak Bisa muncul pada semua usia
Gejala muncul Tiba-tiba (1–3 hari) Bertahap (4–7 hari setelah terpapar)
Batuk Kering atau berdahak Lebih sering batuk kering

 

Mengapa Penting untuk Dikenali Sekarang?

Saat ini, cuaca tidak menentu, aktivitas masyarakat meningkat, dan banyak kegiatan berlangsung di ruang tertutup. Ini menjadi faktor risiko yang mempercepat penyebaran virus, baik flu maupun COVID-19. Beberapa sekolah dan kantor bahkan mulai melaporkan peningkatan jumlah orang dengan gejala mirip flu.

Kapan Harus Tes COVID-19?

Sebaiknya lakukan tes jika mengalami:

  • Kehilangan penciuman atau perasa

  • Gejala batuk, demam, dan sesak napas yang tak biasa

  • Kontak erat dengan pasien COVID-19

  • Akan bepergian jauh atau menghadiri acara ramai

Tes antigen atau PCR bisa memberikan kepastian, dan membantu mencegah penyebaran lebih luas.

Cara Pencegahan yang Efektif

  • Gunakan masker di ruang tertutup atau keramaian

  • Cuci tangan secara teratur

  • Lengkapi vaksinasi COVID-19 dan vaksin flu tahunan jika tersedia

  • Istirahat cukup dan konsumsi makanan bergizi untuk menjaga imun tubuh

Flu dan COVID-19 memiliki gejala yang sangat mirip, tapi tetap bisa dibedakan lewat beberapa ciri khas. Di tengah meningkatnya kasus saat ini, penting untuk tidak mengabaikan gejala. Jika ragu, segera lakukan tes dan hindari kontak dengan orang lain. Lebih baik waspada sejak awal untuk melindungi diri dan orang di sekitar.

Jika Anda merasa tidak sehat, istirahatlah, minum cukup cairan, dan jangan ragu untuk mencari pertolongan medis bila gejala memburuk.

Pedoman Pola Makan Sehat WHO Kunci Hidup Seimbang dan Panjang Umur

Gaya hidup modern membuat banyak orang terbiasa dengan makanan cepat saji, tinggi gula, garam, dan lemak. Padahal, kebiasaan makan seperti itu berkontribusi besar terhadap meningkatnya penyakit tidak menular seperti obesitas, diabetes, hipertensi, hingga penyakit jantung. Menyadari hal ini, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) terus mendorong masyarakat global untuk menerapkan pola makan sehat dan seimbang sebagai langkah pencegahan jangka panjang.

Cara mendapatkan gizi seimbang, Terapkan ini! – Puskesmas Cisaat Kabsi

Lalu, seperti apa sebenarnya pedoman pola makan sehat yang direkomendasikan oleh WHO?

1. Perbanyak Konsumsi Sayur dan Buah (≥ 400 g per Hari)

WHO menyarankan agar setiap orang mengonsumsi setidaknya 400 gram sayur dan buah setiap hari, atau setara dengan 5 porsi. Tujuannya adalah untuk:

  • Menurunkan risiko penyakit jantung, stroke, dan beberapa jenis kanker

  • Menjaga berat badan tetap ideal

  • Mendukung kesehatan pencernaan berkat kandungan serat alami

Tips mudah: tambahkan buah di pagi hari, jadikan sayuran sebagai bagian utama makan siang dan malam, serta jadikan camilan sehat dari potongan buah segar.

2. Batasi Konsumsi Gula, Garam, dan Lemak

Terlalu banyak konsumsi ketiga zat ini dapat memicu berbagai gangguan kesehatan. Berikut batas aman menurut WHO:

  • Gula: maksimal 10% dari total energi harian (idealnya di bawah 5%)
    Contoh: untuk orang dewasa, ini setara dengan ± 25 gram atau 6 sendok teh gula/hari.

  • Garam: maksimal 5 gram per hari (setara 1 sendok teh)
    Konsumsi garam berlebih berhubungan erat dengan tekanan darah tinggi dan risiko stroke.

  • Lemak jenuh: batasi hingga kurang dari 10% energi total
    Hindari juga lemak trans yang banyak ditemukan di makanan olahan dan gorengan berulang.

Ganti dengan lemak sehat dari ikan, kacang-kacangan, alpukat, dan minyak zaitun.

3. Perbanyak Makanan Nabati, Kurangi Daging Merah dan Olahan

WHO mendorong konsumsi lebih banyak protein nabati seperti:

  • Kacang-kacangan

  • Tahu dan tempe

  • Lentil dan buncis

Daging merah boleh dikonsumsi, tetapi sebaiknya tidak berlebihan. Sementara itu, daging olahan seperti sosis, nugget, dan daging asap sebaiknya dibatasi atau dihindari karena berkaitan dengan risiko kanker kolorektal.

4. Pilih Minuman Sehat dan Cukup Air Putih

Minuman tinggi gula seperti soda, teh kemasan, dan minuman energi sebaiknya dibatasi. WHO menganjurkan untuk:

  • Minum air putih minimal 6–8 gelas per hari

  • Hindari konsumsi minuman manis sebagai rutinitas harian

  • Konsumsi susu rendah lemak atau tanpa pemanis tambahan

5. Pola Makan Seimbang dan Teratur

Penting untuk memperhatikan jadwal makan yang teratur, tidak melewatkan sarapan, dan menjaga porsi makan agar tidak berlebihan. Kombinasikan karbohidrat kompleks, protein berkualitas, lemak sehat, dan serat dalam satu piring.

Gunakan metode Isi Piringku (1/2 sayur dan buah, 1/4 protein, 1/4 karbohidrat) sebagai panduan praktis.

Kesimpulan

Pedoman pola makan sehat dari WHO tidak hanya ditujukan untuk menghindari penyakit, tetapi juga menjadi fondasi gaya hidup yang lebih berkualitas, energik, dan panjang umur. Perubahan kecil yang konsisten, seperti menambah porsi sayuran atau mengurangi minuman manis, bisa berdampak besar untuk kesehatan jangka panjang.

Mulailah dari hari ini. Karena makan bukan hanya soal kenyang, tapi soal masa depan tubuh kita.