Hemofilia adalah kelainan genetik pada darah yang disebabkan adanya kekurangan faktor pembekuan darah (Faktor VIII atau Faktor IX). Pasien hemofilia memiliki kesulitan dalam hal pembekuan darah sehingga lebih lama mengalami perdarahan daripada orang normal atau pada kasus berat dapat terjadi perdarahan spontan (tanpa adanya luka). Hal ini dapat dicegah apabila mendapatkan penanganan yang tepat.
Hemofilia dapat terjadi pada semua golongan, ras, suku bangsa, ataupun sosioekonomi. Hemofilia terjadi pada sekitar 1:10.000 laki-laki. Umumnya yang menderita hemofilia adalah laki-laki, karena penyakit ini diturunkan melalui kromosom X, sedangka pada wanita hanya sebagai pembawa sifat.
Gejala utama hemofilia adalah perdarahan yang sulit berhenti. Perdarahan bisa eksternal (ke luar tubuh) atau internal (perdarahan pada bagian dala tubuh). Perdarahan yang paling sering terjadi adalah perdarahan internal di sendi dan otot, terutama sendi lutut dan otot paha.
Berdasarkan derajat keparahannya, hemofilia dibagi menjadi:
1. Hemofilia ringan
2. Hemofilia sedang
3. Hemofilia berat
Gejala dari hemofilia bervariasi tergantung dari besarnya faktor pembekuan darah yang dimiliki dan lokasi dari perdarahan.
Perdarahan eksternal mudah terlihat. Anak-anak lebih sering terjadi perdarahan eksternal seperti luka di lutut, terkena gunting, lidah tergigit ataupun gigi yang tanggal.
Perdarahan internal sulit untuk diidentifikasi apabila tidak diketahui tandanya. Hal ini termasuk memar (terutama memar yang disertai dengan pembengkakan), kemerahan pada lokasi terutama otot ataupun sendi (seperti pada lutut). Anak-anak dengan hemofilia biasanya dapat menyampaikan apabila terjadi perdarahan internal. Terkadang mereka menyebutkan seperti ada “gelembung” pada lokasi terjadinya perdarahan, misalnya pada sendi. Lokasi perdarahan biasanya memberikan sensasi nyeri, kaku dan hangat.
Bayi dengan hemofilia tidak dapat menyebutkan apa yang mereka rasakan, tetapi dapat memberikan tanda. Ketika mereka mulai untuk merangkak, orang tua harus diingatkan tentang peningkatan terjadinya luka pada perut, dada, bokong dan punggung. Tanda perdarahan internal termasuk :
Perdarahan sendi lutut
Perdarahan di bawah kulit (hematom)
Apabila tidak ada riwayat keluarga yang menderita hemophilia, biasanya hemophilia terdiagnosis dari gejala-gejala yang timbul. Beberapa bayi dengan hemofilia berat didiagnosis hemofilia pada usia 6 bulan pertama kehidupan karena mereka dengan mudah terjadi trauma yang dapat menyebabkan perdarahan.
Pada anak-anak yang lebih tua dan aktif, dokter mencurigai hemofilia jika anak tersebut mudah terjadi memar, perdahan yang banyak pada saat terjadinya trauma, atau bengkak diisertai nyeri pada sendi yang terjadi tanpa sebab yang jelas.
Pada pasien yang dicurigai menderita hemofilia dilakukan uji laboratorium berupa uji skrining untuk pembekuan darah yang meliputi hitung trombosit, masa perdarahan (bleeding time), masa pembekuan darah (clotting time), PT, dan APTT. Pasien hemofilia memiliki kelainan pada APTT, dimana APTT lebih lama dari normal (normalnya 30 – 35 detik). Setelah ditemukan APTT yang memanjang, diperiksa kadar Faktor VIII. Jika terjadi kekurangan, maka penderita didiagnosa sebagai hemofilia (tergantung kadarnya, bisa ringan, sedang, atau berat). Jika kadar FVIII normal, diperiksa kadar FIX. Jika terjadi defisiensi, maka didiagnosa sebagai hemofilia B.
Pengobatan penderita hemofilia memerlukan pemberian Faktor VIII atau Faktor IX yang adekuat, seumur hidup dan secara periodik sehingga mereka dapat mencapai harapan hidup yang normal dan berkehidupan seperti layaknya orang yang normal. Akan tetapi hemofilia dapat ditangani dengan baik jika diketahui bagaimana penanganan jika terjadi perdarahan dan pengobatan rutin dengan menggantikan faktor pembekuan yang hilang.
Penanganan hemofilia dikelompokan menjadi dua, yaitu untuk mencegah timbulnya perdarahan (profilaksis) dan pengobatan pada saat terjadi perdarahan (on-demand). Untuk mencegah terjadinya perdarahan, penderita biasanya diberikan suntikan Faktor VIII (untuk hemofilia A) atau Faktor IX (untuk hemofilia B) dalam dosis tertentu secara rutin 2 – 3 kali per minggu. Jika perdarahan dapat dicegah, komplikasi kerusakan permanen dapat dihindari.
Untuk pengobatan pada saat terjadi perdarahan, diberikan Faktor VIII atau IX sesegera mungkin dengan dosis sesuai lokasi dan berat ringannya perdarahan. Semakin berat dan semakin lama perdarahan diatasi, Faktor VIII atau IX yang dibutuhkan semakin banyak. Dan jika perdarahan semakin sering terjadi dan semakin lama ditangani dapat terjadi kerusakan permanen pada sendi yang mengalami perdarahan. Selain itu kadar faktor pembekuan darah yang dibiarkan rendah meningkatkan resiko perdarahan berat jika terjadi trauma ringan atau bahkan perdarahan otak yang mengancam nyawa. Oleh karena itu penatalaksanaan yang optimal adalah mencegah terjadinya perdarahan dan jika terjadi perdarahan segera diatasi.
Pasien biasanya mengenali tanda-tanda awal perdarahan. Tindakan menghentikan perdarahan pada fase ini menyebabkan lebih sedikit kerusakan dan sedikit Faktor VIII atau IX yang dibutuhkan. Tindakan perawatan yang bisa dilakukan di rumah untuk mengurangi rasa nyeri pada saat terjadi perdarahan aktif pada sendi adalah sebagai berikut:
RICE (Rest, Imobilisation, Compression, Elevation)
1. Rest
2. Imobilisation
3. Compression
4. Elevation
Analgesik atau penghilang rasa sakit yang aman untuk pasien hemofilia adalah parasetamol atau asam mefenamat. Tidak boleh diberikan aspirin, karena akan tambah mengganggu proses pembekuan darah. Pemberian Desmopressin (DDAVP) dapat meningkatkan kadar Faktor VIII cukup tinggi pada hemofilia A ringan sampai sedang.
Pada beberapa anak dengan hemofilia, luka dapat terjadi setiap hari dan dapat diobati dengan penanganan pertolongan pertama yang sederhana. Hal yang paling penting adalah bagaimana kita memberikan pengobatan yang baik (dengan pemberian pengobatan faktor pembekuan).
Pada luka yang superfisial:
Orang tua dengan anak hemofilia dapat mencegah terjadinya hemofilia dengan kebiasaan sehat berikut ini :
Beberapa perdarahan membutuhkan perhatian khusus. Hubungi dokter jika terjadi :