Hubungi kami

Artikel Terbaru

Waspada DBD di Musim Hujan Berikut Gejala dan Cara Mencegahnya

Musim hujan datang, saatnya tingkatkan kewaspadaan terhadap Demam Berdarah Dengue (DBD). Penyakit yang disebabkan oleh virus dengue ini ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti dan dapat menyerang siapa saja, mulai dari anak-anak hingga orang dewasa.

Apa Itu Demam Berdarah Dengue (DBD)?

DBD adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus dengue yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti. Nyamuk ini aktif menggigit pada pagi hingga sore hari dan berkembang biak di air yang tergenang, seperti di pot bunga, kaleng bekas, dan tempat penampungan air yang tidak tertutup.

Mengenal Gejala Demam Berdarah, Penyebab, Pengobatan dan Pencegahannya -  Rumah Sakit Royal Progress

Gejala Umum DBD

Gejala DBD biasanya muncul 4–10 hari setelah seseorang digigit nyamuk yang terinfeksi. Berikut gejala yang perlu diwaspadai:

  • Demam tinggi mendadak (hingga 40°C)

  • Sakit kepala hebat

  • Nyeri di belakang mata

  • Nyeri otot dan sendi (sering disebut "breakbone fever")

  • Mual dan muntah

  • Muncul bintik-bintik merah pada kulit

  • Penurunan trombosit dalam darah

Jika gejala ini muncul, segera bawa pasien ke fasilitas kesehatan untuk mendapatkan penanganan yang tepat.

Mengapa DBD Berbahaya?

Jika tidak ditangani dengan cepat, DBD bisa berkembang menjadi dengue berat yang dapat menyebabkan:

  • Pendarahan hebat

  • Kerusakan organ

  • Syok dengue, yang bisa berakibat fatal

Cara Pencegahan DBD

Pencegahan adalah langkah terbaik untuk melawan DBD. Berikut beberapa langkah sederhana namun efektif:

1. Terapkan 3M Plus

  • Menguras bak mandi dan tempat penampungan air minimal seminggu sekali

  • Menutup rapat tempat penyimpanan air

  • Mendaur ulang barang bekas yang berpotensi menjadi sarang nyamuk

Tambahan (Plus):

  • Menggunakan lotion atau semprotan anti-nyamuk

  • Memasang kelambu saat tidur

  • Melakukan fogging jika diperlukan

2. Menjaga Kebersihan Lingkungan

Pastikan lingkungan rumah tetap bersih dan bebas dari genangan air. Potong rumput yang tinggi dan bersihkan selokan secara berkala.

3. Edukasi Keluarga dan Tetangga

Ajak keluarga dan tetangga untuk melakukan gerakan bersama memberantas nyamuk. Semakin banyak yang peduli, semakin kecil peluang nyamuk berkembang biak.

Demam Berdarah bisa dicegah jika kita bersama-sama menjaga lingkungan dan menerapkan pola hidup bersih dan sehat. Yuk, mulai dari rumah sendiri! Jangan tunggu sampai ada korban baru untuk bertindak.

Ingat: Cegah lebih baik daripada mengobati. DBD bukan penyakit biasa—waspada selalu!

Pola Makan Sehat untuk Penderita Asam Lambung Apa yang Harus Dihindari?

Asam lambung yang naik atau dikenal juga dengan istilah refluks asam bisa menimbulkan rasa tidak nyaman, seperti sensasi terbakar di dada (heartburn), mual, hingga gangguan pencernaan. Salah satu cara efektif untuk mengelola asam lambung adalah dengan menjaga pola makan yang tepat.

Artikel ini akan membahas pola makan sehat untuk penderita asam lambung, khususnya makanan dan kebiasaan yang sebaiknya dihindari agar gejala tidak semakin parah.

Mengapa Pola Makan Penting untuk Penderita Asam Lambung?

Pola makan yang salah bisa memicu produksi asam lambung berlebih dan memperparah kondisi refluks. Oleh karena itu, mengatur makanan yang dikonsumsi sangat penting untuk mencegah iritasi lambung dan menjaga kesehatan saluran pencernaan.

Makanan dan Minuman yang Harus Dihindari

Berikut daftar makanan dan minuman yang sebaiknya dihindari oleh penderita asam lambung:

  1. Makanan Pedas
    Cabai dan bumbu pedas dapat meningkatkan produksi asam lambung dan memperburuk sensasi terbakar di dada.

  2. Makanan Asam
    Jeruk, tomat, cuka, dan buah-buahan asam lainnya bisa memicu naiknya asam lambung.

  3. Makanan Berlemak Tinggi
    Makanan gorengan, daging berlemak, dan makanan cepat saji memperlambat pengosongan lambung sehingga asam lambung bisa naik ke kerongkongan.

  4. Minuman Berkafein dan Berkarbonasi
    Kopi, teh kental, soda, dan minuman energi dapat meningkatkan produksi asam dan menyebabkan iritasi lambung.

  5. Cokelat dan Produk Olahannya
    Cokelat mengandung kafein dan zat lain yang bisa mengendurkan sfingter esofagus bagian bawah, sehingga asam mudah naik.

  6. Alkohol dan Rokok
    Alkohol merusak lapisan pelindung lambung dan merangsang produksi asam. Rokok juga melemahkan sfingter esofagus, memperparah refluks.

Kebiasaan Makan yang Perlu Diperhatikan

Selain memilih makanan yang tepat, kebiasaan makan juga sangat berpengaruh, antara lain:

  • Makan dengan Porsi Kecil tapi Sering
    Menghindari makan berlebihan agar lambung tidak terlalu penuh dan asam tidak mudah naik.

  • Hindari Makan Malam Terlalu Larut
    Beri jarak minimal 2-3 jam antara makan malam dan waktu tidur agar asam lambung tidak naik saat berbaring.

  • Kunyah Makanan dengan Baik
    Proses pencernaan dimulai dari mulut, mengunyah dengan baik membantu meringankan kerja lambung.

  • Hindari Berbaring Setelah Makan
    Tunggu minimal 2 jam sebelum berbaring untuk mencegah refluks asam.

Makanan yang Dianjurkan untuk Penderita Asam Lambung

Untuk membantu meredakan dan mencegah asam lambung, konsumsilah:

  • Sayuran hijau dan buah-buahan non-asam seperti pisang dan apel.

  • Sumber protein rendah lemak seperti ayam tanpa kulit, ikan, dan tahu/tempe.

  • Karbohidrat kompleks seperti oatmeal, nasi merah, dan roti gandum.

  • Air putih cukup untuk menjaga hidrasi dan membantu pencernaan.

Pola makan yang sehat dan tepat sangat penting untuk mengendalikan asam lambung dan mencegah gejala refluks yang mengganggu. Hindari makanan dan kebiasaan yang dapat memicu naiknya asam lambung, serta pilihlah makanan yang ramah bagi lambung.

Dengan disiplin menjalankan pola makan sehat, kamu bisa menjaga kesehatan lambung dan kualitas hidup lebih baik.